Temukan Tautan

Kelompok Pendidikan Agama Islam

KELOMPOK 1
1. AAN SAPUTRA
2. ABADITUS NAMANG DJABAR
3. ACHAD SAWAL S
4. AISYAH NURLIANA R
5. AMELIA FRANSISCA
6. ANDI JAYA NEGARA
7. ANDI RIA PEBRIANA YUSUF
8. ANDI SRIWAHYUNI
9. ANDI SYUHRAINI M
10. ASRUN ALISAM
11. DENI KURNIAWAN IBRAHIM

KELOMPOK 2
1. A. SYAHRUNI ARAFAH
2. ABD SAFAH
3. AINUL MAFRISHAH
4. ANITA DAMAYANTI
5. ARDIANSA
6. ASMANIA TALIB
7. ASNISYAHRIANA
8. ASTRI ABD MUTHOLIB
9. ASTUTUI AMIR BK
10. BURHANUDDIN
11. DIAN EKAWATI

KELOMPOK 3
1. A. ANGGUNTRIANI ASMUN
2. A. MEGAWATI ASDAR
3. A. NURFATRIANI
4. ADY NIRHAM
5. AGUS MUAHJIRIN
6. ANGRIANI SAFITRI
7. ARSAM
8. ASRIKA
9. ASRINA
10. DINI PURWANTI
11. EDY NURKAMAL

KELOMPOK 4
1. ABDUL SILA
2. ANGGRES PESNITA
3. ARDY
4. ASRIANI
5. DEDDY KURNIAWAN
6. DWIYANA KUSUMA
7. EKA MAYA SARI
8. EKA RATNA SARI
9. EKA REZKY
10. ELSHY PANGDEN RABBA
11. ELVINA

KELOMPOK 5
1. ABDUL HAKIM
2. ADENONY A BADRUN
3. AKBAR
4. ARIF FIRMANSYAH
5. BASO ASRIADI
6. BENARDIN PETRUS S.B
7. CANDRA CANTINI SUAT
8. CITRA JUNIARTI
9. DAHNIAR
10. DARMAYUNITA
11. DEDE KHARISMA YANTI BALA

KELOMPOK 6
1. ABDUL CH AMIN
2. ADE IRFAN ARDIANSYAH
3. ARYAN DIANA
4. ASHAR MUIN
5. ASWAR TAHIR
6. CITROSWARNO ABD KEMANG
7. DEVI YANTI
8. DEWI SRIANTI
9. DWI WIDHYASTUTI ZULFAN
10. EKA SEPTIANI
11. EMI RASMIANI

KELOMPOK 7
1. ABDUL MUNIR
2. ABDUL HAKIM KUSEN
3. AFIAH MAGFIRAH
4. AHMAD HAERUL
5. ANAS
6. ANDI AHDANIAR
7. ARAPIK
8. ARIFUDDIN
9. AYU REZKI AMALIA
10. DIEN SRI WAHYUNI K
11. DWI SANDY NURUL HIDAYAH

KELOMPOK 8
1. ABDUL MAJID
2. ALWAN AMASAE
3. AMIN WAGANG
4. ANDI AMALIA
5. ANDI ANNA OKTAVIANA
6. ANDI WALIANA
7. ANRIANI RIFAI
8. APRISKA SUSAN SETIAWATI
9. ARNI A.R.
10. BASO DIRWAN
11. DARWIS LA NOHO

Copy-Paste kode di bawah ini jika Anda ingin mempublikasikannya ulang untuk keperluan non-komersil. DILARANG memodifikasi separuh atau seluruh bagian dari kode tersebut.

*Widget By Arsam Gokeeel

Makalah Rasionalisme, Silogisme, Logika Deduktif

KATA PENGANTAR


Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan petunjuk dan hidayah-Nya jualah sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya kehidupan dan menjadi panutan dalam mencari Ridho Allah SWT.


Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini, penyusun banyak menghadapi kendala dan mendapatkan hambatan, tetapi berkat bimbingan, arahan dan do’a dari berbagai pihak, maka penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.


Akhirnya penyusun hanya mampu mendoakan agar para anasir yang telah memberikan konstribusinya mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan sebagai manusia biasa penyusun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan sehingga penyusun sangat mengaharapkan sumbangsih berupa saran maupun kritikan yang sifatnya konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.




Makassar, Oktober 2009



(Penyusun)



DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 1
C. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian 3
1. Pengertian Rasionalisme 3
2. Pengertian Silogisme 4
3. Pengertian Logika Deduktif 5
B. Sejarah Rasionalisme 5
C. Tokoh-Tokoh Rasionalisme 6
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSATAKA 10



BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang disertai dengan munculnya berbagai temuan-temuan baru. Secara tidak langsung memaksa setiap individu untuk senantiasa mencari, menggali, dan mengkaji berbagai ilmu pengetahuan dan temuan-temuan tersebut sebagai modal untuk mengikuti berbagai kemajuan-kemajuan kedepan nantinya. Salah satu ilmu pengetahuan yang sejak dulu hingga sekarang yang juga berkembang seiring dengan berkembangnya zaman adalah filsafat keilmuan. Filsafat Keilmuan tidak pernah tertinggal dalam hal pengembangan. Berbagai temuan-temuan yang berkaitan dengan filsafat keilmuan senantiasa menghiasi tiap ruang zaman. Hal ini sangat mungkin terjadi dengan melihat semangat para tokoh-tokohnya yang tak henti-hentinya mengembangkan berbagai ilmu yang ada di dalam filsafat keilmuan, diantaranya Rasionalisme, Silogisme, dan Logika Deduktif.

Dengan adanya berbagai temuan baru terkait rasionalisme, silogisme, dan logika deduktif itulah menjadi alasan penyusun untuk mengkaji lebih jauh berbagai temuan tersebut yang nantinya akan ditarik sebuah kesimpulan yang menjadi modal buat berbagai kemajuan berikutnya.

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas maka kami dapat menuliskan beberapa tujuan atas penyusunan Makalah Rasionalisme ini, antara lain:
1. Mengetahui maksud dan pengertian dari Rasionalisme, Silogisme, dan Logika Deduktif.
2. Mengetahui sejarah kemunculan dan perkembangan Rasionalisme.
3. Mengetahui lebih jauh para tokoh-tokoh yang senantiasa terlibat dalam pengembangan Rasionalisme.

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana untuk mengetahui maksud dan pengertian Rasionalisme, Silogisme, dan Logika Deduktif.
2. Sebagai sarana untuk mengetahui sejarah kemunculan dan perkembangan Rasionalisme.
3. Sebagai sarana untuk mengetahui lebih jauh para tokoh-tokoh Rasionalisme.



BAB II
PEMBAHASAN



A. Pengertian
1. Pengertian Rasionaisme

Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalisme suatu pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Rasionalisme juga diartikan sebagai faham (aliran atau ajaran) yang berdasarkan rasio dan ide-ide yang masuk akal. Selain itu, rasionalisme atau gerakan rasionalis diartikan sebagai doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.

Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat diluar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut. Humanisme dipusatkan pada masyarakat manusia dan keberhasilannya sedangkan Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya juga rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman.

Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, akan tetapi tidak seluruh rasionalis adalah atheis. Di luar konteks religius, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, umpamanya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam kasus-kasus seperti ini, yang menjadi ciri-ciri penting dari perpektif para rasionalis adalah adanya penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat ataupun kepercayaan yang sedang populer.

2. Pengertian Silogisme

Silogisme adalah penarikan konklusi secara deduktif tidak langsung yang konklusinya ditarik dari premis yang disediakan sekaligus. Kemudian Silogisme juga adalah suatu argumentasi yang terdiri dai tiga buah proposisi atau pernyataan yang membenarkan atau menolak suatu perkara. Hal yang paling penting bahwa silogisme dan bentuk-bentuk inferensi yang lain, persoalan kebenaran serta ketidakbenaran pada premis-premis tidak pernah timbul. Hal itu disebabkan oleh premis-premis selalu diambil hal-hal yang benar. Dengan Perkataan lain silogisme hanya mempersoalkan kebenaran material (kebenaran isi). Silogisme inilah sebenarnya inti dari logika.

Sebuah silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu dua proposisi yang disajikan dan sebuah proposisi yang ditariknya. Proposisi yang disajikan dinamai premis mayor dan premis minor, sedangkan kesimpulannya dinamai konklusi. Secara garis besar silogisme dapat dibedakan atas dua macam yaitu silogisme murni dan silogisme campuran.

Adapun pembagian masing-masing dari silogisme murni dan silogisme campuran adalah sebagai berikut:
a. Silogisme Murni dapat dibedakan atas:
1. Silogisme murni kategoris adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorik
2. Silogisme murni hipotesis adalah silogisme yang semua proposisi pembentuknya merupakan hipotesis.
3. Silogisme murni disjungtif adalah silogisme yang semua proposisi pembentukya merupakan disjungsi.
b. Silogisme Campuran dapat dibedakan atas:
1. Silogisme campuran hipotesis kategorik adalah silogisme dimana premis mayor hipotesis, premis minor kategori, dan konklusinya kategoris.
2. Silogisme campuran kategoris disjungtif adalah silogisme dimana premis mayor disjungtif, premis minor kategoris, dan konklusinya kategoris.
3. Silogisme campuran dilema adalah silogisme dimana premis mayor hipotesis, premis minor disjungtif, dan konklusi kategoris atau disjungtif.

3. Pengertian Logika Deduktif

Logika adalah ilmu berfikir tepat yang dapat menunjukan adanya kekeliruan-kekelirun didalam rantai proses berfikir. Degan batasan itu, logika pada hakikatnya adalah teknik berfikir logika mempunyai tujuan untuk memperjelas isi atau komprehensi serta keluasan atau akstensi suatu pegertian atau istilah dengan mengunakan definisi-definisi yang tajam. Dengan demikian, Logika Deduktif adalah sistim penelaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpunan yang sah berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang diasilkan sebagai kepastian diturunkan dari pangkal pikirnya (premisnya). Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dan kerjanya akar apabila telah runtuk dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain, proses penyimpunan itu adalah tepat dan sah oleh karena itu logika deduktif ini sering disebut pula logika simbolis karena apa yang di bicarakan hanya bentuknya saja terlepas dari isi apa yang dibicarakan. Sebagai sarana penarikan kesimpulan yang lebih terperinci dan mendalam jika logika deduktif berpaling pada matematika

B. Sejarah Rasionalisme

Adapun yang melatar belakangi munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (scholastic), yang pernah diterima, tetapi ternyata tidak mampu mengenai hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi.

Rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad ke-XVII sampai akhir abad ke-XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif daya akal budi (rasio) untuk menemukan kebenaran. Ternyata, penggunaan akal budi yang demikian tidak sia-sia, melihat tambahan ilmu pengetahuan yang besar sekali akibat perkembangan yang pesat dari ilmu-ilmu alam. Maka tidak mengherankan bahwa pada abad-abad berikut orang-orang yang terpelajar makin percaya pada akal budi mereka sebagai sumber kebenaran tentang hidup dan dunia.

C. Tokoh-Tokoh Rasionalisme

Adapun tokoh-tokoh dari rasionalisme adalah sbb:

- Rene Descartes (1596 -1650 M)
- Nicholas Malerbranche (1638 -1775 M)
- De Spinoza (1632 -1677 M)
- Gottfried Eilhelm von Leibniz (1946-1716 M)
- Christian Wolff (1679 -1754 M)
- Blaise Pascal (1623 -1662 M)

Rene Descartes (1596-1650 M), atau dikenal juga sebagai Cartesius, merupakan seorang filsuf dan pakar matematika Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la methode (1637).

Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, yang membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah: "Aku berpikir maka aku ada", (Ing: I think, therefore I am).

Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio. Kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Descartes adalah pelopor kaum rasionalis, yaitu mereka yang percaya bahwa dasar semua pengetahuan ada dalam pikiran. Descartes disamping tokoh rasionalisme juga dianggap sebagai bapak filsafat, terutama karena dia dalam filsafat-filsafat sungguh-sungguh diusahakan adanya metode serta penyelidikan yang mendalam. Ia ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu kedokteran. Ia yang mendirikan aliran Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercayai adalah akal. Ia tidak puas dengan filsafat scholastik karena dilihatnya sebagai saling bertentangan dan tidak ada kepastian. Adapun sebabnya karena tidak ada metode berpikir yang pasti. Descartes merasa benar-benar ketegangan dan ketidak pastian merajalera ketika itu dalam kalangan filsafat. Scholastic tak dapat memberi keterangan yang memuaskan kepada ilmu dan filsafat baru yang dimajukan ketika itu kerapkali bertentangan satu sama lain.

Akhirnya Descartes mengemukakan metode baru yaitu metode keragu-raguan. Seakan-akan ia membuang segala kepastian, karena ragu-ragu itu suatu cara berpikir. Ia ragu-ragu bukan untuk ragu-ragu, melainkan untuk mencapai kepastian. Adapun sumber kebenaran adalah rasio. Hanya rasio sejarah yang dapat membawa orang kepada kebenaran. Rasio pulalah yang dapat memberi pemimpin dalam segala jalan pikiran. Adapun yang benar itu hanya tindakan budi yang terang-benderang, yang disebutnya ideas claires et distinctes. Karena rasio saja yang dianggap sebagai sumber kebenaran, maka aliran ini disebut Rasionalisme.

De Spinoza (1632 -1677 M), dilahirkan pada tahun 1632 M. Nama aslinya adalah Barulah Spinoza. Ia adalah seorang keturunan Yahudi di Amsterdam. Ia lepas dari segala ikatan agama maupun masyarakat, ia mencita-citakan suatu sistem berdasarkan rasionalisme untuk mencapai kebahagiaan bagi manusia.

Menurut Spinoza aturan atau hukum yang terdapat pada semua hal itu tidak lain dari aturan dan hukum yang terdapat pada idea. Baik Spinoza maupun lebih ternyata mengikuti pemikiran Descartes itu, dua tokoh terakhir ini juga menjadikan substansi sebagai tema pokok dalam metafisika, dan kedua juga mengikuti metode Descartes.

Gottfried Eilhelm von Leibniz lahir pada tahun 1646 M dan meninggal pada tahun 1716 M. Ia filosof Jerman, matematikawan, fisikawan, dan sejarawan. Lama menjadi pegawai pemerintahan, pembantu pejabat tinggi Negara. Waktu mudanya ahli pikir Jerman ini mempelajari scholastik.

Ia kenal kemudian aliran-aliran filsafat modern dan mahir dalam ilmu. Ia menerima substansi Spinoza akan tetapi tidak menerima paham serba tuhannya (pantesme). Menurut Leibniz substansi itu memang mencantumkan segala dasar kesanggupannya, dari itu mengandung segala kesungguhan pula.



BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan

Aliran rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa budi (akal) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Adapun metode yang digunakan pada aliran rasionalisme adalah metode keragu-raguan untuk berfilsafat.

B. Saran

Marilah kita senantiasa mengkaji berbagai ilmu pengetahuan termasuk ilmu filsafat itu sendiri, karena kami yakin dengan ilmu pengetahuan kesuksesan bisa kita raih dengan mudah.

Adapun saran yang bisa kami berikan kepada bapak agar senantiasa melibatkan kami dalam proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA


http: makalah85.blogspot.com, Filsafat Rasionalisme, Emperisme, Krtisisme,
14 September 2009
http: www.archipeddy.com, Rasionalisme, 25 September 2009
http: blog.unila.ac.id, Rasionalisme, 25 September 2009
http: www.unhas.ac.id, Filsafat Iptek, 27 September 2009

Copy-Paste kode di bawah ini jika Anda ingin mempublikasikannya ulang untuk keperluan non-komersil. DILARANG memodifikasi separuh atau seluruh bagian dari kode tersebut.

*Widget By Arsam Gokeeel

Kasus Abortus

Masalah kesehatan merupakan masalah penting yang tengah dihadapi oleh masyarakat saat ini, apalagi yang tengah menimpa kaum wanita. Kesehatan reproduksi wanita adalah hal yang sangat perlu diperhatikan menimbang bahwa wanita adalah makhluk yang unik. Disini wanita ini, dalam siklus hidupnya mengalami tahap-tahap kehidupan, diantaranya dapat hamil dan melahirkan.

Berjuta-juta wanita setiap tahunnya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Beberapa kehamilan berakhir dengan kelahiran tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan abortus. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut WHO batasan usia kehamilan adalah sebelum 22 minggu (google).

Abortus didefenisikan sebagai keluarnya janin yang belum mencapai viabilitas (yang mampu hidup diluar kandungan). Dan masa gestasi mencapai 22 minggu atau lebih, berat janin 500 gr atau lebih. Abortus lebih sering terjadi pada wanita berusia 30 tahun dan meningkatnya angka graviditas 6% kehamilan pertama atau kedua berakhir dengan abortus, angka ini meningkat menjadi 16% pada kehamilan ke-3 dan seterusnya (google.com yang dikutip dari Hipokrates, 2002).

Kejadian abortus sulit diketahui, karena sebagian besar tidak dilaporkan dan banyak dilakukan atas permintaan. Keguguran spontan diperkirakan sebesar 10% sampai 15% (Manuaba, 1998:214).

Insiden kehamilan diketahui secara klinis sebanyak 15%-25% diantara kehamilan ini mengalami komplikasi perdarahan pada trimester pertama, 50% dari ini mengalami abortus. Tidak ada bukti yang meyakinkan pengobatan manapun mempengaruhi hasil akhir. 95% kehamilan berlangsung lewat trimester pertama. Bila pada pemeriksaan USG terlihat aktivitas jantung janin (google.com, kutipan dari Indra, 2007).

Biasanya kejadian keguguran dilaporkan dalam angka kaguguran (abortion rate). Angka keguguran ialah jumlah keguguran dalam setiap 1000 kelahiran hidup. Dilaporkan besar angka keguguran berkisar antara 8,3 sampai 15 %. Angka ini diperkirakan lebih kecil daripada yang sebenarnya berdasarkan alasan-alasan di atas. Angka keguguran ini bersifat umum dan tidak memperhitungkan semua keguguran yang terjadi sejak kehamilan yang pertama. Angka keguguran yang spesifiklah jumlah keguguran dalam setiap 1000 kehamilan dihitung sejak kehamilan yang pertama pada setiap wanita yang pernah hamil pada satu populasi tertentu (google, yang dikutip dari dr. TMA Chalik 1997:2).

Menurut data WHO persentase kemungkinan terjadinya abortus cukup tinggi. Sekitar 15–40% angka kejadian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan 60–75% angka abortus terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu (google, yang dikutip dari Lestariningsih, 2008).

Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15 %. Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan, karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila telah terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah sakit (Rustam Muchtar, 1998: 211).

Sekitar 1 dari 100 hingga 200 wanita akan mengalami abortus 3 kali berturut-turut, yang disebut abortus habitual atau abortus berulang. Jika abortus berturut-turut ini merupakan abortus dengan kegagalan pembentukan janin, hal ini biasanya tidak memerlukan penangan yang terlalu rumit, dan kemungkinan kehamilan yang baik pada kehamilan berikutnya adalah 62%. Namun jika yang terjadi adalah kematian janin, maka diperlukan pemeriksaan yang lebih mendalam untuk mencari adanya kelainan-kelainan yang mungkin menjadi penyebab dan mengatasinya, agar abortus tidak terulang kembali.

Di Indonesia, diperkirakan sekitar 2 – 2,5 % juga mengalami keguguran setiap tahun, sehingga secara nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi 1,7 pertahunnya ( Manuaba, 2001 ) dan sekitar 87 persen tindakan aborsi yang terjadi di Indonesia dilakukan wanita bersuami dan hanya 13 persen yang dilakukan wanita belum menikah. Salah satunya, kasus abortus di kabupaten Ngada. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada Hildegardis Bhoko, kasus abortus di Kabupaten Ngada pada tahun 2008 tergolong tinggi, seluruhnya ada 104 kasus. Apa penyebabnya belum diketahui. Biasanya akibat kerja keras, kandungan lemah, janin tidak diinginkan (abortus dilakukan dengan sengaja), dan ada juga faktor-faktor lainnya yaitu persalinan di Ngada masih banyak yang dilakukan di dukun. Persalinan di Ngada dengan menggunakan jasa dukun ini juga menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian bayi di Ngada. Pada tahun 2008 di Kabupaten Ngada bayi yang meninggal dunia sebanyak 58 anak akibat berat badan waktu lahir rendah, ada yang karena gagal napas akibat proses partus yang terlalu lama, dan banyak penyebab lainnya akibat tidak partus di sarana kesehatan seperti di Puskesmas dan Rumah Sakit. Pendarahan dan pertolongan yang terlambat adalah salah satunya, kejadian semacam ini pada tahun 2008 tercatat ada 5 kasus.

Adapaun untuk kasus abortus di Sulawesi Selatan dilaporkan bahwa pada tahun 2003, kasus abortus sebesar 3.499 kasus. Sedangkan jumlah kejadian abortus di Makassar Terutama di RS Pelamonia dari Bulan Juli 2007 – Mei 2008 adalah 270 kasus. Untuk itu, salah satu upaya untuk menurunkan kejadian abortus adalah dengan melakukan pengaturan kehamilan dengan menunda kehamilan pertama sampai pada usia ideal melahirkan 20 – 35 tahun.

"Selama ini ada anggapan yang salah di masyarakat bahwa aborsi lebih banyak dilakukan remaja yang hamil diluar nikah," kata Guru Besar Universitas Yarsi Jakarta, Prof. Dr. Jurnalis Uddin seperti dikutip Antara di Medan, Minggu (2/3).
Ia mengatakan, dalam penelitian yang dilakukan Yayasan Kesehatan Wanita (YPK) Jakarta di sembilan kota besar seperti Medan, Jakarta, Batam, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram dan Manado menunjukkan dari 1.446 responden ternyata 87 persen yang melakukan aborsi statusnya menikah.
Diantaranya karena alasan gangguan kesehatan fisik yang cukup berat pada sang ibu seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan Caverna dan HIV/AIDS. Kemudian juga karena gangguan kesehatan jiwa berat seperti skozofren dan retardasi mental.
Sebab lain, kata dia, adalah karena janin dideteksi akan cacat genetik yang kalau lahir tidak dapat disembuhkan serta hamil karena perkosaan yang berakibat gangguan fisik dan jiwa berat seumur hidup. "Hamil karena incest yang merupakan aib tak tertahankan seumur hidup serta alasan sosial ekonomi seperti kehamilan yang terlalu rapat juga menjadi sebab lain tingginya angka aborsi pada wanita berstatus menikah di Indonesia," katanya.

Kejadian abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik pada timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri. Wanita dengan riwayat abortus mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, abortus berulang, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Cunningham, 2005).

Pada penelitian Thom terhadap 2.146 penderita dengan riwayat abortus satu kali, 94 orang (4,9%) menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang terhambat pada kehamilan berikutnya, 174 orang (8,7%) melahirkan bayi prematur. Sedangkan dari 638 penderita dengan riwayat abortus 3 kali atau lebih, ternyata terjadi pertumbuhan janin yang terhambat pada 41 orang (6,4%), prematuritas pada 63 orang (10,8%) (Suryadi, 1994).



Merujuk dari beberapa kasus abortus diatas, penulis akan mencoba untuk mengemukakan komentar, saran, dan menyampaikan pesan kepada masyarakat yang sifatnya membangun dan semoga bisa menjadi awal yang baik dalam upaya meminimalkan praktek obortus ditengah masyarakat kita saat ini.

Komentar

Kasus abortus adalah salah satu kasus yang cukup fenomenal ditengah masyarakat kita saat ini. Tak jarang kejadian semacam ini menjadi ladang yang subur untuk mengais rejeki oleh sebagian orang yang tak berprikemanusiaan. Dengan melihat banyaknya jumlah kasus abortus di Sulawesi Selatan khususnya di kota Makassar, menandakan bahwa saat ini untuk mencari seorang gadis yang betul-betul perawan amatlah sulit dan pantaslah kalau saat ini muncul sebuah opini publik bahwa dari 10 gadis di kota Makassar hanya 4 diantaranya yang perawan. Sementara untuk kasus abortus di Kabupaten Ngada lebih kepada tingkat pendidikan yang masih rendah. Mengapa? Masyarakat disana di era modern saat ini, mereka masih saja lebih percaya kepada jasa medis dari seorang dukun ketimbang jasa medis yang datangnya dari pihak puskesmas dan rumah sakit dalam hal ini jasa medis dari seorang perawat maupun dokter sekalipun.


Saran


Dengan melihat berbagai kasus di atas, sudah semestinya masyarakat kita dewasa ini bersama pemerintah melakukan pendekatan guna menjalin kerjasama yang baik. Karena dari beberapa kasus diatas nampak bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab masih tejadinya aborsi secara illegal di tengah-tengah masyarakat karena tidak adanya jalinan komunikasi yang baik antara masyarakat dan pemerintah. Salah satu contohnya, hingga saat ini masih saja banyak praktek aborsi yang tidak diketahui oleh pemerintah.

Pesan

Kepada masyarakat sudah seharusnya praktek/kasus aborsi ini menjadi renungan buat kita bersama. Betapa bodohnya kita yang telah membiarkan aset bangsa ini tercipta dan terbuang secara sia-sia. Selain itu, kepada masyarakat sudah semestinya kita turut membantu dan mematuhi program kesehatan yang telah dicanangkan pemerintah maupun instansi kesehatan sehingga kedepan akan tercipta kerjasama yang baik dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan masyarakat, terutama menyangkut kehamilan yang beresiko ini.


MENENTUKAN DATA SUBJEKTIF DAN DATA OBJEKTIF PADA KASUS ABORTUS

Data Subjektif
- Ibu merasakan sakit pada bagian perut
- Ibu merasakan peningkatan denyut nadi
- Ibu merasakan nyeri tekan
- Ibu merasakan rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis
- Amenorea

Data Objektif
- Perdarahan (bisa sedikit atau banyak) dan biasanya berupa stolsel (darah beku)
- Sudah ada keluar fetus atau jaringan
- Serviks terbuka
- Sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri kadang-kadang dapat diraba
- Uterus berukuran kecil dari seharusnya
- Uterus membesar dan lembek

Copy-Paste kode di bawah ini jika Anda ingin mempublikasikannya ulang untuk keperluan non-komersil. DILARANG memodifikasi separuh atau seluruh bagian dari kode tersebut.

*Widget By Arsam Gokeeel

Jadwal Mata Kuliah Kelas A1

Senin
Kimia Dasar (Nur Adi, S.Si, M.Kes)
Pendidikan Kewarganegaraan (Darwis, S.Pd, M.Kes)
Psikologi Umum (Hj. Indrawaty, S.Pd, M.Kes)

Selasa
Anatomi Tubuh Manusia (Tim Anatomi FK UNHAS)
Bahasa Indonesia (Drs. H. Hasan Ali, M.Si)
ISP & Masalah Kesehatan (Muhammad Basri, S.St, M. Kes)

Rabu
Konsep Dasar Keperawatan I (St. Nurbaya, S.Kep, Ns)
Pendidikan Pancasila (Darwis, S.Pd, M.Kes)

Kamis
Biologi Keperawatan (Eddyman W. Ferial, S.Si, M.Si)

Jum’at
Fisika Keperawatan (Dr. Sri Suryani, DEA)

Sabtu
Praktikum Kimia Dasar (Tim Asisten Kimia Dasar MIPA UNHAS)
Praktikum Biologi Dasar (Tim Asisten Biologi Dasar MIPA UNHAS)




by: berbie "09"

Copy-Paste kode di bawah ini jika Anda ingin mempublikasikannya ulang untuk keperluan non-komersil. DILARANG memodifikasi separuh atau seluruh bagian dari kode tersebut.

*Widget By Arsam Gokeeel

Tugas Filsafat Keilmuan (Membuat Contoh Rasionalisme, Empirisme, Kritisme, Idealisme, Materialisme, Praktisme dan Positifisme)

NAMA : A R S A M
NIM : NH0109050
KELAS : A1


Rasionalisme
Contoh:
1. Karena terbukti korupsi, Pak Budi dijebloskan masuk ke Penjara.
2. Andi mampu menjawab semua pertanyaan saat MID dengan baik, saat proses perkuliahan pun Andi cukup aktif dan disetiap diskusi Andi tak pernah ketinggalan untuk menyampaikan pendapatnya. Andi pun mendapat nilai A dan berhak mendapatkan beasiswa berprestasi dari kampus.

Empirisme
Contoh:
1. Yudi mengabarkan ke Arif, bahwasanya wanita dibalik reruntuhan bangunan itu telah mati, karena Arif tidak melihat langsung, secara tegas Arif mengatakan wanita itu belum tentu mati.
2. Dari kejauhan, Deni sudah menafsirkan bahwa wanita berjilbab itu adalah Yunita, tapi oleh Tomi dikatakan bahwa wanita itu bukanlah Yunita karena di desa ini ada banyak wanita berjilbab selain Yunita.

Kritisme
Contoh:
1. Dokter yang menyampaikan kepada keluarga pasien bahwasanya kematian pasien ini adalah semata-mata takdir dari Yang Maha Kuasa karena sebagai Dokter kami telah melakukan upaya pengobatan sesuai prosedur yang berlaku dan telah memberikan penanganan yang maksimal.
2. Kemampuan seorang loyer/pengacara dalam menyampaikan berbagai pembelaan terhadap klien yang dibelanya di depan pengadilan.


Idealisme
Contoh:
1. Karena tak punya komputer, maka Anto memanfaatkan usaha rental yang menyediakan jasa pengetikan.
2. Uni adalah mahasiswi yang malas, untuk mendapatkan nilai yang maksimal saat MID, Uni pun membuat pelampung menjelang berlangsungnya MID.

Materialisme
Contoh:
1. Diana lebih memilih Radit menjadi pacarnya ketimbang Yuhar, padahal dari kesehariannya Yuhar dikenal sebagai pribadi yang ramah. Sementara Radit lebih dikenal sebagai anak konglongmerat yang nakal.
2. Karena telah menyelamatkan nyawa anak pak Waluyo seorang pengusaha sukses, Aditya lebih memilih diberikan hadiah berupa uang ketimbang diberikan kepercayaan untuk menduduki suatu jabatan di perusahaan pak Waluyo

Praktisme
Contoh:
1. Nindi lebih senang sarapan dengan roti ketimbang makan dengan nasi.
2. Seorang mahasiswa lebih senang memakai kaos oblong ke kampus daripada memakai baju kemeja.

Positifisme
Contoh:
1. Melihat usaha belajarnya selama ini, Rahmat yakin akan lulus dengan nilai yang memuaskan.
2. Aswar terjatuh dari motor, datanglah Adi dan Edi, Adi berkata kamu harus segera ke dokter akan tetapi Edi berkata kamu akan baik-baik saja.

Copy-Paste kode di bawah ini jika Anda ingin mempublikasikannya ulang untuk keperluan non-komersil. DILARANG memodifikasi separuh atau seluruh bagian dari kode tersebut.

*Widget By Arsam Gokeeel
Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified
Russian Portuguese English French
German Spain Italian Dutch

Untuk Berlangganan Artikel

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


ShoutMix chat widget

Free Blog Content