Temukan Tautan

Makalah Rasionalisme, Silogisme, Logika Deduktif

KATA PENGANTAR


Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan petunjuk dan hidayah-Nya jualah sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya kehidupan dan menjadi panutan dalam mencari Ridho Allah SWT.


Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini, penyusun banyak menghadapi kendala dan mendapatkan hambatan, tetapi berkat bimbingan, arahan dan do’a dari berbagai pihak, maka penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.


Akhirnya penyusun hanya mampu mendoakan agar para anasir yang telah memberikan konstribusinya mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan sebagai manusia biasa penyusun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan sehingga penyusun sangat mengaharapkan sumbangsih berupa saran maupun kritikan yang sifatnya konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.




Makassar, Oktober 2009



(Penyusun)



DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 1
C. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian 3
1. Pengertian Rasionalisme 3
2. Pengertian Silogisme 4
3. Pengertian Logika Deduktif 5
B. Sejarah Rasionalisme 5
C. Tokoh-Tokoh Rasionalisme 6
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSATAKA 10



BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang disertai dengan munculnya berbagai temuan-temuan baru. Secara tidak langsung memaksa setiap individu untuk senantiasa mencari, menggali, dan mengkaji berbagai ilmu pengetahuan dan temuan-temuan tersebut sebagai modal untuk mengikuti berbagai kemajuan-kemajuan kedepan nantinya. Salah satu ilmu pengetahuan yang sejak dulu hingga sekarang yang juga berkembang seiring dengan berkembangnya zaman adalah filsafat keilmuan. Filsafat Keilmuan tidak pernah tertinggal dalam hal pengembangan. Berbagai temuan-temuan yang berkaitan dengan filsafat keilmuan senantiasa menghiasi tiap ruang zaman. Hal ini sangat mungkin terjadi dengan melihat semangat para tokoh-tokohnya yang tak henti-hentinya mengembangkan berbagai ilmu yang ada di dalam filsafat keilmuan, diantaranya Rasionalisme, Silogisme, dan Logika Deduktif.

Dengan adanya berbagai temuan baru terkait rasionalisme, silogisme, dan logika deduktif itulah menjadi alasan penyusun untuk mengkaji lebih jauh berbagai temuan tersebut yang nantinya akan ditarik sebuah kesimpulan yang menjadi modal buat berbagai kemajuan berikutnya.

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas maka kami dapat menuliskan beberapa tujuan atas penyusunan Makalah Rasionalisme ini, antara lain:
1. Mengetahui maksud dan pengertian dari Rasionalisme, Silogisme, dan Logika Deduktif.
2. Mengetahui sejarah kemunculan dan perkembangan Rasionalisme.
3. Mengetahui lebih jauh para tokoh-tokoh yang senantiasa terlibat dalam pengembangan Rasionalisme.

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana untuk mengetahui maksud dan pengertian Rasionalisme, Silogisme, dan Logika Deduktif.
2. Sebagai sarana untuk mengetahui sejarah kemunculan dan perkembangan Rasionalisme.
3. Sebagai sarana untuk mengetahui lebih jauh para tokoh-tokoh Rasionalisme.



BAB II
PEMBAHASAN



A. Pengertian
1. Pengertian Rasionaisme

Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalisme suatu pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Rasionalisme juga diartikan sebagai faham (aliran atau ajaran) yang berdasarkan rasio dan ide-ide yang masuk akal. Selain itu, rasionalisme atau gerakan rasionalis diartikan sebagai doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.

Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat diluar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut. Humanisme dipusatkan pada masyarakat manusia dan keberhasilannya sedangkan Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya juga rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman.

Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, akan tetapi tidak seluruh rasionalis adalah atheis. Di luar konteks religius, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, umpamanya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam kasus-kasus seperti ini, yang menjadi ciri-ciri penting dari perpektif para rasionalis adalah adanya penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat ataupun kepercayaan yang sedang populer.

2. Pengertian Silogisme

Silogisme adalah penarikan konklusi secara deduktif tidak langsung yang konklusinya ditarik dari premis yang disediakan sekaligus. Kemudian Silogisme juga adalah suatu argumentasi yang terdiri dai tiga buah proposisi atau pernyataan yang membenarkan atau menolak suatu perkara. Hal yang paling penting bahwa silogisme dan bentuk-bentuk inferensi yang lain, persoalan kebenaran serta ketidakbenaran pada premis-premis tidak pernah timbul. Hal itu disebabkan oleh premis-premis selalu diambil hal-hal yang benar. Dengan Perkataan lain silogisme hanya mempersoalkan kebenaran material (kebenaran isi). Silogisme inilah sebenarnya inti dari logika.

Sebuah silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu dua proposisi yang disajikan dan sebuah proposisi yang ditariknya. Proposisi yang disajikan dinamai premis mayor dan premis minor, sedangkan kesimpulannya dinamai konklusi. Secara garis besar silogisme dapat dibedakan atas dua macam yaitu silogisme murni dan silogisme campuran.

Adapun pembagian masing-masing dari silogisme murni dan silogisme campuran adalah sebagai berikut:
a. Silogisme Murni dapat dibedakan atas:
1. Silogisme murni kategoris adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorik
2. Silogisme murni hipotesis adalah silogisme yang semua proposisi pembentuknya merupakan hipotesis.
3. Silogisme murni disjungtif adalah silogisme yang semua proposisi pembentukya merupakan disjungsi.
b. Silogisme Campuran dapat dibedakan atas:
1. Silogisme campuran hipotesis kategorik adalah silogisme dimana premis mayor hipotesis, premis minor kategori, dan konklusinya kategoris.
2. Silogisme campuran kategoris disjungtif adalah silogisme dimana premis mayor disjungtif, premis minor kategoris, dan konklusinya kategoris.
3. Silogisme campuran dilema adalah silogisme dimana premis mayor hipotesis, premis minor disjungtif, dan konklusi kategoris atau disjungtif.

3. Pengertian Logika Deduktif

Logika adalah ilmu berfikir tepat yang dapat menunjukan adanya kekeliruan-kekelirun didalam rantai proses berfikir. Degan batasan itu, logika pada hakikatnya adalah teknik berfikir logika mempunyai tujuan untuk memperjelas isi atau komprehensi serta keluasan atau akstensi suatu pegertian atau istilah dengan mengunakan definisi-definisi yang tajam. Dengan demikian, Logika Deduktif adalah sistim penelaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpunan yang sah berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang diasilkan sebagai kepastian diturunkan dari pangkal pikirnya (premisnya). Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dan kerjanya akar apabila telah runtuk dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain, proses penyimpunan itu adalah tepat dan sah oleh karena itu logika deduktif ini sering disebut pula logika simbolis karena apa yang di bicarakan hanya bentuknya saja terlepas dari isi apa yang dibicarakan. Sebagai sarana penarikan kesimpulan yang lebih terperinci dan mendalam jika logika deduktif berpaling pada matematika

B. Sejarah Rasionalisme

Adapun yang melatar belakangi munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (scholastic), yang pernah diterima, tetapi ternyata tidak mampu mengenai hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi.

Rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad ke-XVII sampai akhir abad ke-XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif daya akal budi (rasio) untuk menemukan kebenaran. Ternyata, penggunaan akal budi yang demikian tidak sia-sia, melihat tambahan ilmu pengetahuan yang besar sekali akibat perkembangan yang pesat dari ilmu-ilmu alam. Maka tidak mengherankan bahwa pada abad-abad berikut orang-orang yang terpelajar makin percaya pada akal budi mereka sebagai sumber kebenaran tentang hidup dan dunia.

C. Tokoh-Tokoh Rasionalisme

Adapun tokoh-tokoh dari rasionalisme adalah sbb:

- Rene Descartes (1596 -1650 M)
- Nicholas Malerbranche (1638 -1775 M)
- De Spinoza (1632 -1677 M)
- Gottfried Eilhelm von Leibniz (1946-1716 M)
- Christian Wolff (1679 -1754 M)
- Blaise Pascal (1623 -1662 M)

Rene Descartes (1596-1650 M), atau dikenal juga sebagai Cartesius, merupakan seorang filsuf dan pakar matematika Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la methode (1637).

Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, yang membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah: "Aku berpikir maka aku ada", (Ing: I think, therefore I am).

Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio. Kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Descartes adalah pelopor kaum rasionalis, yaitu mereka yang percaya bahwa dasar semua pengetahuan ada dalam pikiran. Descartes disamping tokoh rasionalisme juga dianggap sebagai bapak filsafat, terutama karena dia dalam filsafat-filsafat sungguh-sungguh diusahakan adanya metode serta penyelidikan yang mendalam. Ia ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu kedokteran. Ia yang mendirikan aliran Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercayai adalah akal. Ia tidak puas dengan filsafat scholastik karena dilihatnya sebagai saling bertentangan dan tidak ada kepastian. Adapun sebabnya karena tidak ada metode berpikir yang pasti. Descartes merasa benar-benar ketegangan dan ketidak pastian merajalera ketika itu dalam kalangan filsafat. Scholastic tak dapat memberi keterangan yang memuaskan kepada ilmu dan filsafat baru yang dimajukan ketika itu kerapkali bertentangan satu sama lain.

Akhirnya Descartes mengemukakan metode baru yaitu metode keragu-raguan. Seakan-akan ia membuang segala kepastian, karena ragu-ragu itu suatu cara berpikir. Ia ragu-ragu bukan untuk ragu-ragu, melainkan untuk mencapai kepastian. Adapun sumber kebenaran adalah rasio. Hanya rasio sejarah yang dapat membawa orang kepada kebenaran. Rasio pulalah yang dapat memberi pemimpin dalam segala jalan pikiran. Adapun yang benar itu hanya tindakan budi yang terang-benderang, yang disebutnya ideas claires et distinctes. Karena rasio saja yang dianggap sebagai sumber kebenaran, maka aliran ini disebut Rasionalisme.

De Spinoza (1632 -1677 M), dilahirkan pada tahun 1632 M. Nama aslinya adalah Barulah Spinoza. Ia adalah seorang keturunan Yahudi di Amsterdam. Ia lepas dari segala ikatan agama maupun masyarakat, ia mencita-citakan suatu sistem berdasarkan rasionalisme untuk mencapai kebahagiaan bagi manusia.

Menurut Spinoza aturan atau hukum yang terdapat pada semua hal itu tidak lain dari aturan dan hukum yang terdapat pada idea. Baik Spinoza maupun lebih ternyata mengikuti pemikiran Descartes itu, dua tokoh terakhir ini juga menjadikan substansi sebagai tema pokok dalam metafisika, dan kedua juga mengikuti metode Descartes.

Gottfried Eilhelm von Leibniz lahir pada tahun 1646 M dan meninggal pada tahun 1716 M. Ia filosof Jerman, matematikawan, fisikawan, dan sejarawan. Lama menjadi pegawai pemerintahan, pembantu pejabat tinggi Negara. Waktu mudanya ahli pikir Jerman ini mempelajari scholastik.

Ia kenal kemudian aliran-aliran filsafat modern dan mahir dalam ilmu. Ia menerima substansi Spinoza akan tetapi tidak menerima paham serba tuhannya (pantesme). Menurut Leibniz substansi itu memang mencantumkan segala dasar kesanggupannya, dari itu mengandung segala kesungguhan pula.



BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan

Aliran rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa budi (akal) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Adapun metode yang digunakan pada aliran rasionalisme adalah metode keragu-raguan untuk berfilsafat.

B. Saran

Marilah kita senantiasa mengkaji berbagai ilmu pengetahuan termasuk ilmu filsafat itu sendiri, karena kami yakin dengan ilmu pengetahuan kesuksesan bisa kita raih dengan mudah.

Adapun saran yang bisa kami berikan kepada bapak agar senantiasa melibatkan kami dalam proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA


http: makalah85.blogspot.com, Filsafat Rasionalisme, Emperisme, Krtisisme,
14 September 2009
http: www.archipeddy.com, Rasionalisme, 25 September 2009
http: blog.unila.ac.id, Rasionalisme, 25 September 2009
http: www.unhas.ac.id, Filsafat Iptek, 27 September 2009

Copy-Paste kode di bawah ini jika Anda ingin mempublikasikannya ulang untuk keperluan non-komersil. DILARANG memodifikasi separuh atau seluruh bagian dari kode tersebut.

*Widget By Arsam Gokeeel

0 komentar:

Posting Komentar

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified
Russian Portuguese English French
German Spain Italian Dutch

Untuk Berlangganan Artikel

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


ShoutMix chat widget

Free Blog Content